KLATEN-penuh bahagia. Tiga hari sudah berlalu dengan suasana yang bahagia. Tim
dari Komunitas Matapena bekerjasama dengan Pon Pes Al-Muttaqien Klaten
berhasil menyelenggarakan Workshop Living Values Education (LVE) bertemakan
"Belajar Bareng Menghidupkan Nilai-Nilai di Pesantren" dengan lancar. Semenjak
awal pelaksanaan, indikator keberhasilan acara tersebut tampak pada antusiasme
calon peserta workshop. Mereka yang terdiri dari delegasi 30-an Lembaga
pendidikan, baik formal maupun non formal, pada pelaksanaannya memenuhi
presensi kegiatan dalam setiap
session. Memang barangkali mereka memiliki
motivasi yang berbeda. Namun yang dapat mempertemukan mereka dalam acara
tersebut, satu di antaranya adalah semangat untuk
tholabul 'ilmi. Acara ini, disengajakan dalam rangka mewujudkan aktivitas pendidikan yang
berbasis nilai meski langkah yang dilakukan melalui workshop tersebut adalah
satu langkah kecil. Secara konseptual, realisasi ini merupakan wujud dari
gagasan yang lahir dari musyawarah 20 pendidik dari seluruh dunia dengan
berbagai kegelisahan (konvensional dan universal) dari Negaranya masing-masing
(termasuk Indonesia). Pada pertengahan 90-an, lahirlah semangat yang hingga
saat ini dikenal dengan
Living Values Education (Pendidikan Menghidupkan
Nilai). Sedikit demi sedikit, semangat ini ditularkan pada para pendidik di
Indonesia sendiri. Baik secara individu maupun institusional. Dalam
perjalanannya, di Indonesia mulai bermunculan beberapa tokoh seperti Budhy
Munawar Rahman yang sekaligus menjadi penanggung jawab program ini di
Indonesia. Kemudian Saifudin Amsa, seorang praktisi pendidikan yang kini masih
melanjutkan S2-nya di Kampus Sanata Dharma Yogyakarta, serta D. Zawawi Imron,
Penyair dan pendidik kawakan dari Madura.
Selain itu, dalam pelaksanaannya, konsep pelatihan tersebut sengaja dikemas
secara sederhana dan santai. Sehingga materi-materi dalam setiap
session bisa
disampaikan kepada peserta secara maksimal meski dengan durasi waktu yang
terbatas. Terbukti bahwa sebagian besar pesertanya menyampaikan apresiasi
positif dalam beberapa kesempatan. Sebagaimana yang disampaikan Ustadz Sunaryo
saat kami wawancarai di sela-sela waktu break. "Saya harap acara ini
tidak berhenti sampai di sini. Dalam arti, dari Tim Matapena bisa memberikan
follow up pada kami di kemudian hari," ungkap Beliau dengan mantap.
Hal senada juga disampaikan Bu Atik, seorang pengajar di salah satu Sekolah
Dasar di Klaten. Bahkan Beliau menyampaikan rasa kegembiaraannya atas
pelaksanaan workshop tersebut. Menurutnya, banyak hal-hal sederhana yang
sebelumnya sudah dipahami akan tetapi belum tergambar secara baik untuk
dilakukan dalam aktivitas sehari-hari. "Dengan pelaksanaan pelatihan ini, saya
jadi terinspirasi untuk menjadi pengajar yang baik," tandasnya.
Sementara, dalam kesempatan yang lain, Gus Jazuli selaku
Shohibul Bait,
menilai acara inilah yang memang semestinya harus dilakukan oleh para pendidik
sekarang. Dengan melihat situasi zaman serta konfigurasinya terhadap realitas
yang terjadi di masyarakat dan lingkungan pendidikan terutama, masyarakat
harus bahu-membahu dalam rangka memajukan sistem transformasi ilmu pengetahuan
di Negara ini. "Ya, memang harus dilakukan dari yang terkecil dan terdekat
dengan kita."[MF]
1 komentar:
Jual Jam Tangan
Jual Pakaian Pria Terbaru
sabun biex
Jual Baju Bola
Mukena Anak
Grosir Jersey Bola
Jual Sepatu Converse Terbaru ,
jual sepatu converse online
Post a Comment