Tuesday, March 29, 2011

Selayang Pandang Workshop Klaten

Tuesday, March 29, 2011
KLATEN-penuh bahagia. Tiga hari sudah berlalu dengan suasana yang bahagia. Tim dari Komunitas Matapena bekerjasama dengan Pon Pes Al-Muttaqien Klaten berhasil menyelenggarakan Workshop Living Values Education (LVE) bertemakan "Belajar Bareng Menghidupkan Nilai-Nilai di Pesantren" dengan lancar. Semenjak awal pelaksanaan, indikator keberhasilan acara tersebut tampak pada antusiasme calon peserta workshop. Mereka yang terdiri dari delegasi 30-an Lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal, pada pelaksanaannya memenuhi presensi kegiatan dalam setiap session. Memang barangkali mereka memiliki motivasi yang berbeda. Namun yang dapat mempertemukan mereka dalam acara tersebut, satu di antaranya adalah semangat untuk tholabul 'ilmi. Acara ini, disengajakan dalam rangka mewujudkan aktivitas pendidikan yang berbasis nilai meski langkah yang dilakukan melalui workshop tersebut adalah satu langkah kecil. Secara konseptual, realisasi ini merupakan wujud dari gagasan yang lahir dari musyawarah 20 pendidik dari seluruh dunia dengan berbagai kegelisahan (konvensional dan universal) dari Negaranya masing-masing (termasuk Indonesia). Pada pertengahan 90-an, lahirlah semangat yang hingga saat ini dikenal dengan Living Values Education (Pendidikan Menghidupkan Nilai). Sedikit demi sedikit, semangat ini ditularkan pada para pendidik di Indonesia sendiri. Baik secara individu maupun institusional. Dalam perjalanannya, di Indonesia mulai bermunculan beberapa tokoh seperti Budhy Munawar Rahman yang sekaligus menjadi penanggung jawab program ini di Indonesia. Kemudian Saifudin Amsa, seorang praktisi pendidikan yang kini masih melanjutkan S2-nya di Kampus Sanata Dharma Yogyakarta, serta D. Zawawi Imron, Penyair dan pendidik kawakan dari Madura. Selain itu, dalam pelaksanaannya, konsep pelatihan tersebut sengaja dikemas secara sederhana dan santai. Sehingga materi-materi dalam setiap session bisa disampaikan kepada peserta secara maksimal meski dengan durasi waktu yang terbatas. Terbukti bahwa sebagian besar pesertanya menyampaikan apresiasi positif dalam beberapa kesempatan. Sebagaimana yang disampaikan Ustadz Sunaryo saat kami wawancarai di sela-sela waktu break. "Saya harap acara ini tidak berhenti sampai di sini. Dalam arti, dari Tim Matapena bisa memberikan follow up pada kami di kemudian hari," ungkap Beliau dengan mantap. Hal senada juga disampaikan Bu Atik, seorang pengajar di salah satu Sekolah Dasar di Klaten. Bahkan Beliau menyampaikan rasa kegembiaraannya atas pelaksanaan workshop tersebut. Menurutnya, banyak hal-hal sederhana yang sebelumnya sudah dipahami akan tetapi belum tergambar secara baik untuk dilakukan dalam aktivitas sehari-hari. "Dengan pelaksanaan pelatihan ini, saya jadi terinspirasi untuk menjadi pengajar yang baik," tandasnya. Sementara, dalam kesempatan yang lain, Gus Jazuli selaku Shohibul Bait, menilai acara inilah yang memang semestinya harus dilakukan oleh para pendidik sekarang. Dengan melihat situasi zaman serta konfigurasinya terhadap realitas yang terjadi di masyarakat dan lingkungan pendidikan terutama, masyarakat harus bahu-membahu dalam rangka memajukan sistem transformasi ilmu pengetahuan di Negara ini. "Ya, memang harus dilakukan dari yang terkecil dan terdekat dengan kita."[MF]