Wednesday, April 30, 2008

Dari World Book Day 2008

Wednesday, April 30, 2008
Dibanding tahun lalu, untuk tahun ini jumlah pengunjung memang tidak begitu banyak. Seperti dikatakan oleh Bu Soimah dari Komunitas Taman Baca Mutiara Ilmu. “Tempatnya jauh. Kalau yang dulu kan di dekat perkantoran,” jelasnya agak kecewa. Sementara menurut analisa teman yang lain karena lokasi acara berada di pusat niaga. “Ini kan kawasan buat cari mur sama baut,” kritiknya.
Tapi, apa pun itu bisa jadi panitia bermaksud untuk mendekatkan masyarakat dengan Museum Bank Mandiri dan area wisata kota tua yang sangat bersejarah. Bangunan yang menyimpan banyak peninggalan berharga aset perbankan Indonesia itu tampak terawat dan terpelihara dengan baik. Kalau saja tidak karena perhelatan komunitas untuk World Book Day ini, bisa jadi Komunitas Matapena juga butuh mempersiapkan niat yang benar-benar untuk sampai di Museum Bank Mandiri ini.
Beberapa lokasi yang dipakai untuk pemeran adalah lorong depan loket bank mandiri, taman dalam museum, ruang audiovisual untuk pemutaran film, ruang pertemuan di lantai satu, dan ruangan memanjang bersekat yang dijadikan sebagai tempat komunitas dan beranda komunitas. Dalam kesempatan ini Matapena menampilkan Dramatic Reading “Laskar Hizib”, oleh Shachree, Ruslan, dan Isma. Pada Jumat, 25 April 2008 pukul 10.00—12.00, bertempat di beranda komunitas. Isma bertindak sebagai narator, Shachree memerankan tokoh Kiai Hamzah Qotho’, sementara Ruslan sebagai Gus Kapsul yang nakal. Usai dramatic reading, mereka berbagi pengalaman tentang proses kreatif kepenulisan dan Komunitas Matapena.
Selain Komunitas Matapena, WBD 2008 ini juga diramaikan oleh FLP, Hogwarts, Perahu Baca, Komunitas Wayang, Komunitas Layang-Layang, dan komunitas-komunitas yang lain. Meskipun ada satu dua kekurangan, sebenarnya even ini sangat positif untuk membangun jejaring antarkomunitas literasi, juga memberikan “kejutan” gemar membaca dan menulis oleh komunitas-komunitas yang diakui atau tidak sebenarnya berjumlah ribuan di Indonesia ini.